Selasa, 1 Mac 2011

MADRASAH CINTA


MADRASAH CINTA

Masuklah cinta ke dalam kasihku
masuklah rindu ke dalam sayangku
masuklah masuklah masuklah
dengan salam ikhlas dan jujur
telah kubuka seluasnya pintu
untuk-Mu ya Rabb

Madrasah cinta ini kubina untuk-Mu
tiangnya iman berlantai syukur
dindingnya insaf beratap ikhlas
tingkapnya zikir berpintu taubat
bumbungnya takwa beratap sabar
masuklah cinta masuklah rindu
ke kalbuku
aku damba manis syahadah-Mu
aku idam dingin usap-Mu

Ya Rabb, demi malam apabila ia berlalu
akulah musafir setia melangkah
menunggu utus-Mu
tanpa jemu
dan dendam iri.

SHAMSUDIN OTHMAN
Madrasah Sham al-Johori.

4 ulasan:

benuasuluk berkata...

lawa madrasah abang aji. Mujur ana tak berjiran dengan abang aji. kalau berjiran, sahih nampak tenggelam madrasah ana :-)

edolah berkata...

bila tuan haji mau masuki madrasah itu? dah siap nampaknya!

Tanpa Nama berkata...

AKU MASIH MAHU BERBICARA TENTANG PUJIAN TERHADAP BULAN...MADRASAHMU TERUS MEMBIAK, SHEIKH!
Matahari sebagai Simbol Tuhan dan Bulan sebagai Simbol (Nur) Muhammad
Secara semiosis, tanda /gambar matahari/ mempunyai objek /matahari/, interpretan
pertamanya adalah ‗matahari‘. Interpretan dari /matahari/ adalah makna denotasi, yakni ‗benda
angkasa, titik pusat tata surya yang mendatangkan terang‘. Interpretan dari /titik pusat tata surya/
adalah berupa makna konotasinya, yaitu ‗sumber kehidupan‘. Interpretan dari /sumber
kehidupan/ adalah juga makna konotasinya, yaitu ‗Tuhan‘. Jika digambarkan, proses semiosis
gambar matahari di atas adalah sebagai berikut:
S=/gambar matahari/ O=/matahari/ I=‘matahari‘=S1 I1=‘titik pusat tata
surya‘=S2 I2= ‗sumber kehidupan‘=S3 I3= ‗Tuhan‘
Dengan demikian, gambar matahari mempunyai interpretan akhir atau bermakna ‗Tuhan‘.
Artinya, gambar matahari yang digunakan sebagai hiasan iluminasi naskah, terutama naskahnaskah
Minangkabau, dipakai sebagai simbol Tuhan.
Sementara itu, tanda /gambar bulan/ mempunyai objek /bulan/, interpretan pertamanya
adalah ‗bulan‘. Interpretan dari /bulan/ adalah makna denotasi, yakni ‗benda langit yang
mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari‘. Interpretan dari
/benda langit yang bersinar karena pantulan matahari/ adalah berupa makna konotasinya, yaitu
‗cahaya Tuhan‘. Interpretan dari /cahaya Tuhan/ adalah juga makna konotasinya, yaitu ‗Nur Nabi
Muhammad‘. Jika digambarkan, proses semiosis gambar bulan di atas adalah sebagai berikut:
S=/gambar bulan/ O=/bulan/ I=‘bulan‘=S1 I1=‘benda langit bersinar karena
pantulan matahari‘=S2 I2= ‗cahaya Tuhan‘=S3 I3= ‗(Nur) Nabi Muhammad‘
Jadi, gambar bulan mempunyai interpretan akhir atau bermakna (Nur) Nabi Muhammad.
Secara umum, dalam dunia tasawuf atau mistik Islam, menurut Bakhtiar (1976: 59),
matahari dan bulan merupakan bentuk-bentuk simbol kosmologi. Matahari merupakan simbol
Spirit (Roh Tuhan) yang menerangi dunia, sedangkan bulan merupakan simbol Prototipe
Universal (Nur Nabi Muhammad), yang merupakan cahaya dunia ini. Cahaya merupakan
manifestasi dari pengetahuan ke-Tuhan-an dan ketika simbol kosmologi ditransfer ke dalam
wilayah mikrokosmos, jiwa mistik disimbolkan oleh bulan yang merefleksikan cahaya matahari.
Sinar cahaya yang lewat di antaranya adalah simbol intelek dan cahaya yang direfleksikan oleh
bulan menyimbolkan intuisi spiritual mistik.
6
Sementara itu, menurut Cooper (1990: 162-163), matahari merupakan kekuatan kosmik
yang tertinggi. Dalam sebagian besar tradisi, tentu saja, di luar tradisi Islam, matahari merupakan
Bapak semesta (dunia), dengan bulan sebagai Ibu. Namun, pada masyarakat, seperti Maori dan
Jepang, bulan adalah simbol maskulin, sedangkan matahari adalah kekuatan feminim. Artinya,
matahari dan bulan juga dipakai sebagai simbol dalam masyarakat tradisional umumnya dan
dengan merujuk pada makna yang berbeda-beda. AKU COPY DRP UNIV ANDALAS. AMINHAD

Tanpa Nama berkata...

alhamdulillah, can dan sejuk memandangnya..............ngaminlah...semoga lebih byk bera dan gratis PhD-nya Pak Dosen ya.