Rabu, 9 Mei 2007

Kundasang ii



Gambar: Kundasang, Mt Kinabalu jam 7.25 am.
CERITAKAN KEPADAKU RAWAN HATIMU KUNDASANG


Tak pernah terlintas
ketika usia menuju senja
aku menjadi pendaki abadi
menukil keindahan dan kenangan
membaca warna daun
mentafsir kudup bunga
yang menguntum segar di hujung awan

Mungkin
aku pendaki yang kehilangan denai
setelah menelan mabuk dingin Kundasang
saat pendakian ke hujung batu Kinabalu
yang ditelan tubuh langit
atau akukah yang keliru
saat membilang jalur bianglala
yang melengkung di ubun kepala

Kundasang dan Kinabalu
kian kudakap tubuhmu
kian dekat harum yang melengkar
tapi sayang
saat aku ingin mencium harummu
kau hilang dalam rangkulan

Di puncak penuh syahdu
dari jendela kamar
aku merenung resah awan dan kabus
yang kian menghitam dan menghilang
di telan rakus

Sebelum pulang
hanya aku bertiga
aku, Aminhad dan Kinabalu
tegar menghirup duka dan luka
yang tak berpenawar

Kundasang yang dingin
Kinabalu yang rupawan
khabarkan kepadaku
rawan dan gundah hatimu
meski dalam keliru
sebelum berangkat pulang.

507 Hotel Perkasa,
Kundasang, Sabah.

1 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

bagus sajak 'cerita kepadaku rawan hatimu kundasang' kerana penuh erti dan mempunyai bahasa yang puitis serta mempunyai makna yang cukup mendalam